Agraris.id, Edukasi- Salah satu hama yang menyerang tanaman cabai adalah lalat buah (bactrocera sp) yang merupakan hama utama pada tanaman cabai, hama utama (major pest) atau hama kunci (key pest) merupakan spesies hama yang selalu menyerang tanaman dengan intensitas serangan yang berat, menyerang pada daerah yang luas serta dalam kurun waktu yang lama sehingga memerlukan usaha pengendalian. Lalat buah menyebabkan busuk buah pada tanaman cabai. Serangan lalat buah merupakan ancaman yang sangat serius bagi petani di Indonesia karena kerusakannya dapat mencapai 100%.

Lalat buah dapat menyerang buah cabai dari buah yang masih muda hingga buah yang sudah tua. Serangan lalat buah pada buah cabai dapat dilihat dari adanya tanda bintik hitam yang diakibatkan tusukan lalat buah . Serangan lalat buah pada buah yang masih muda menyebabkan buah cabai tidak normal dan gugur. Buah yang masih muda mengalami pematangan yang cepat sehingga warna buah yang matang tidak sempurna dan berwarna merah kepucatan sedangkan pada buah yang sudah tua dapat menyebabkan busuk buah akibat adanya aktivitas larva lalat buah yang memakan daging buah. Lalat buah betina memiliki ovipositor yang berguna untuk menusuk kulit sehingga buah akan mengeluarkan getah yang berguna untuk menarik perhatian lalat buah yang lain untuk datang dan meletakkan telurnya selain itu menyebabkan bentuk buah menjadi jelek, berbonjol, dan menyebabkan kerontokan.

Beberapa cara pengendalian yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama lalat buah adalah pengendalian secara kultur teknis yaitu dengan perawatan dari awal pembibitan sampai pada panen, pengendalian secara mekanik yaitu dengan mengambil buah yang busuk akibat serangan lalat buah lalu menimbunnya didalam tanah, pengendalian secara hayati yaitu dengan menggunakan musuh alami hal ini sangat anjurkan akan tetapi susahnya petani menerapkan dalam system pengendalian ini dikarenakan cara kerja musuh alami yang membutuhkan waktu lama sedangkan menggunakan pestisida pengendalian secara kimiawi sangat didominasi oleh petani.  Hal ini dikarenakan pestisida praktis dan mudah didapatkan akan tetapi penggunaan pestisida secara terus-menerus dapat menyebabkan hama menjadi resisten dan pencemaran lingkungan.

Penulis Alvia Rahmi, Mahasiswa Proteksi Tanaman, Universitas Andalas dan Redaktur Agraris.Id