Agraris.id, Sumatera Barat– Penghujung tahun 2023 membuka kilas balik peristiwa bencana alam yang sering terjadi di Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan data  sementara Pusdalops PB Provinsi Sumatera Barat pada peroide Januari – Oktober 2023 mencatat telah terjadi 364 kejadian bencana alam. Adapun jenis bencananya adalah di dominasi oleh angin kencang (202 kejadian), kemudian longsor (61 kejadian) dan banjir (53 kejadian). Bencana alam tersebut tidak sedikit memberikan kerugian kepada masyarakat, salah satunya menimpa sektor pertanian.

Menurut data informasi yang di dapatkan tim Agraris.id, banjir menjadi penyebab utama terganggunya kegiatan pertanian. Terdapat di 3 lokasi yang sering mengalami banjir yaitu Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Bukittinggi dan Pesisir Selatan. Contohnya banjir di daerah Pasaman Barat telah merusak 430 ha lahan sawah petani, terluas berada di Kecamatan Ranah Batahan seluas 226,5 ha. Kejadian tersebut memberikan kerugian kepada petani.(22/9/2023).

Selain banjir, hujan deras yang disertai longsong di beberapa daerah juga mengganggu aktivitas pertanian. Contohnya, di langsir dari media Langgam.id, Adanya perubahan iklim yang tak menentu membingungkan para petani di Nagari Sungai Gayo Lumpo, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan untuk mengelola sawahnya. Bahkan hujan deras dan longsor juga telah merusak fasilitas pertanian mereka seperti jaringan irigasi. Alhasil, berimbas kepada produksi dan produktivitas padi yang mereka hasilkan. (5/12/2023).

Perubahan iklim terkesan fluktuatif dan bencana alam yang banyak terjadi telah menggambarkan ancaman bagi sektor pertanian Sumatera Barat. Pemerintah juga telah memberikan surat peringatan agar setiap daerah mempersiapkan program mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Walaupun begitu, Sosialisasi hingga solusi juga perlu di perkuat lagi kepada daerah-daerah yang menjadi penyuplai sektor pertanian di Sumatera Barat agar kerugian besar tidak di alami para petani.

Editor : AZS-Ags