Agraris.id, Padang- Kemajuan masa depan bangsa terdapat dalam berbagai aspek, khususnya pada bidang pertanian ditentukan oleh mahasiswa sebagai calon petani yang merupakan insan berharga, diharapkan dapat menjadi petani yang handal dalam menghadapi berbagai masalah yang akan dihadapinya nanti. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan wajib bagi seluruh mahasiswa di perguruan tinggi negeri yang dapat berperan penting dalam mewujudkan dan menjembatani dari kesenjangan yang diperoleh oleh mahasiawa selama di bangku perkuliahan dengan kondisi dan profesi yang sebenarnya nanti di lapangan.

Setiap mahasiswa di perguruan tinggi dituntut untuk menguasai ilmu dan teori-teori yang dipelajari selama di bangku perkuliahan sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing. Nyatanya, semua itu belum cukup jika ilmu tersebut tidak dipraktekkan di lapangan. Karena pada hakikatnya teori yang dipelajari di kampus pun terkadang tidak sesuai dengan yang dihadapi di lapangan. Akibatnya mahasiswa akan kebingungan disaat menghadapi dunia kerja setelah lulus dari bangku perkuliahan. Untuk itu diperlukan suatu kegiatan yang harus dijalani oleh setiap mahasiswa guna mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi dunia kerja. Kegiatan tersebut dinamakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Pertanian berkelanjutan akhir-akhir ini sering didengungkan dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pertanian berwawasan lingkungan. Hal ini karena pertanian merupakan sektor yang paling berdampak pada perubahan iklim, diantaranya melalui perubahan cuaca maupun siklus hama. Perubahan iklim menyebabkan penurunan hasil pertanian, baik dalam hal mutu maupun jumlah.

Di sisi lain, kegiatan dalam sektor pertanian memberikan kontribusi besar terhadap tingginya emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Aplikasi pupuk berbahan kimia yang tidak tepat merupakan salah satunya. Konsep utama yang diangkat dalam pertanian berkelanjutan adalah penggunaan bahan-bahan alami dan pengurangan bahan kimia dalam budidaya tanaman. Salah satu yang mendukung konsep ini adalah penggunaan mikroorganisme yang dapat memacu pertumbuhanan tanaman, yaitu Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR).

PGPR memiliki 3 peran penting dalam sektor pertanian, yang pertama adalah sebagai Biofertilizer (pupuk alami). Mikroorganisme dalam PGPR adalah bakteri yang biasanya hidup pada akar tanaman. Salah satu bakteri yang paling utama adalah Rhizobium, yang mampu bersimbiosis dengan perakaran tanaman kacang-kacangan dan mengikat nitrogen dari udara. Makin tinggi nitrogen yang diikat dari udara, makin sedikit nitrogen kimia yang dibutuhkan. Tidak hanya Rizhobium, beberapa jenis PGPR juga mengandung mikroorganisme yang mampu menyediakan unsur P(unsur P yaitu komponen penyusun dari beberapa enzim, protein, ATP, RNA, dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik dari tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah) bagi tanaman.

Kedua, PGPR menjadi stimulan dalam pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme dalam PGPR memiliki kemampuan untuk memproduksi atau mengubah konsentrasi hormon pertumbuhan seperti sitokinin, etilen, auksin, dan giberelin. Sebagai contohnya, PGPR yang mengandung Bacillus sp memproduksi auksin yang berfungsi menstimulasi pemanjangan akar. Akar yang panjang dan luas meningkatkan akses tanaman ke nutrisi dalam tanah.

Peran PGPR yang ketiga adalah memberikan perlindungan alami bagi tanaman. PGPR memacu pertumbuhan tanaman dengan memproduksi enzim yang berfungsi sebagai antifungal (anti jamur) dan antibiotik. Enzim ini dapat menghambat pertumbuhan jamur, sehingga PGPR bisa juga disebut sebagai fungisida alami. Tidak hanya jamur, PGPR mampu mengendalikan penyakit tanaman melalui berbagai mekanisme.

Dan telah dilakukan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan PGPR dari akar bambu bersama kelompok tani Tanjung Mutiara di Nagari Sikucur Tangah, Padang Pariaman Sumatera Barat oleh Mahasiswa KKN Univesitas Andalas Padang. Kegiatan tesebut mendapatkan respon positif dari masyarakat setempat mengenai pupuk organik tersebut. Kegiatan ini berjalan dengan lancar selama dua hari, yang pertama pada hari sabtu 6 Agustus 2023 pukul 20.00 WIB di Musholla Nurul Huda Kampung Tanjung Nagari Sikucur Tengah, dilakukan sosialisasi serta pengenalan secara umum kepada masyarakat tentang pupuk organik yaitu PGPR dan dilanjutkan pada hari jum’at 11 Agustus 2023 pukul 14.00 WIB di Musholla Nurul Huda Kampung Tanjung Nagari Sikucur Tengah, dilakukan demonstrasi pembuatan pupuk PGPR bersama warga setempat.

Dalam diskusi dan wawancara dengan salah satu ketua GAPOKTAN (Gabung Kelompok Tani) Pak Junaidi (50), menyampaikan bahwa mereka sangat bersyukur dengan adanya kelompok KKN dari Unand di Nagari Sikucur Tengah, semoga ilmu-ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat dan dapat diterapkan oleh warga sepeninggal kelompok KKN Unand. Oleh karena itu, kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat bermanfaat bagi diri sendiri, dan bermanfaat bagi masyarakat banyak.

kami sangat berterimakasih kepada adik-adik dari kkn Unand yang mau membagikan ilmunya selama di bangku perkuliahan khususnya di bidang petanian, saya pribadi adalah orang yang sangat suka belajar apalagi tentang ilmu-ilmu baru, salah satunya mengenai pupuk organik ini karena saya adalah seorang petani juga. Semoga ilmu yang adik-adik berikan dapat bermanfaat bagi masyarakat disini khususnya dibidang pertanian, saya siap menguji ke efektivan dari pupuk PGPR ini, semoga pupuk ini dapat bermanfaat bagi petani disini dan mengalir juga amal jariyahnya bagi adik-adik.” Ucap pak Junaidi (*)