Agraris.id, Padang – Pusat Kajian Keadilan Agraria dan Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Andalas yang di kenal dengan CAEJ ” Center of Agrarian and Enviromental Justice “ adakan diskusi publik bertemakan Menggagas Kebijakan Agraria yang Berkeadilan bersama Aktivis Gerakan Sosial di Harmonis Space Cafe. (21/11/2023)

Diskusi yang di hadiri puluhan kalangan mahasiswa dan pegiat sosial itu di modetari langsung oleh Didi Rahmadi Direktur Daulat Institute yang juga merupakan bagian dari CAEJ. Dalam diskusi tersebut menghadirkan narasumber yang sudah melalang buana bergerak aktif di gerakan sosial seperti Riki Hendra Mulya ( Serikat Petani Indonesia Provinsi Sumatera Barat ), Ka’bati, M.Si ( Aktivis perempuan dan Penulis), dan Apriwan, Ph.D ( Peneliti CAEJ FISIP UNAND).

” Diskusi malam ini kita hadirkan teman-teman aktivis gerakan sosial yang akan menyampaikan kondisi status agraria dan lingkungan, sekaligus menanyakan apa sih gagasan mereka untuk memperjuangkan agraria dan lingkungan di Sumatera Barat, karena kita sama-sama tau Bung Riki dan Uni Bati ini merupakan aktivis gerakan sosial yang tahun 2024 ini bertarung menjadi calon legislator di Sumatera Barat, sehingga wadah ini kami sediakan untuk mendengarkan gagasan mereka .. ” ucap Didi saat pembukaan diskusi.

Diskusi tersebut berjalan alot dengan argumentasi yang kuat dari masing-masing pembicara menjelaskan kondisi keberpihakan pemerintah dengan kondisi perjuangan Agraria dan lingkungan di Sumatera Barat. Bung Riki, selaku Ketua Serikat Petani Indonesia Padang menuturkan rasa kecewanya terhadap permasalahan agraria dan lingkungan di Sumbar.

” Sumatera Barat masih banyak konflik terkait agraria dan lingkungan dikarenakan kurangnya prioritas pemerintah terhadap isu tersebut, masyarakat jarang di ikutsertakan secara partisipatif dan diajak berdialog. Sehingga di lapangan banyak kontra yang di hadapi masyarakat  atas kebijakan pemerintah ” Sambut Riki.

Riki yang di kenal dengan sebutan Warrik merupakan aktivis perjuangan agraria di Sumatera Barat kerap ikut serta aksi masa apabila ada permasalahan reforma agraria di sumbar menuturkan beberapa gagasan konkritnya mengatasi masalah tersebut kepada audiens. Dalam diskusi interaktif tersebut, Uni Ka’bati juga memaparkan rasa kekecewaan yang sama.

” Saya juga merasakan hal yang sama, sepakat dengan bung warik. Sebagai anak seorang petani, lahir di atas tanah yang lingkungannya bergantung kepada pertanian. Ada beberapa aspek yang menurut saya tidak memberi rasa keadilan kepada hak atas tanah dan bertani. ” Sambutnya 

Uni Ka’bati juga menilai peran perempuan dalam perjuangan reforma agraria dan lingkungan sangatlah penting. Tatkala konflik agraria terjadi melibatkan korban perempuan. Menurutnya, harus dibentuk kepastian hukum dan perlindungan hak atas tanah di Sumatera Barat ini yang lebih komprehensif sehingga dapat meningkatkan partisipasi akti petani perempuan dan tidak adanya lagi kita dengar deskriminasi terhadap perempuan.

Bung riki dan Uni Ka’bati, keduanya sepakat akan memperjuangkan Reforma Agraria dan Hak- Hak terhadap perempuan apabila menduduki kursi legislatif di Sumatera Barat. Diskusi tersebut pun banjir tanya jawab dari audiens atas kepastian gagasan dan janji mereka. Mereka maju bertarung menjadi calon anggota DPR-D Provinsi Dapil 1 Kota Padang melalui Partai Buruh dan Partai Nasdem.

Keriuhan opini dan gagasan tersebut disambut baik oleh Apriwan selaku peneliti CAEJ melihat masing masing pembicara menyampaikan keberpihakannya, Menurutnya harus ada kepastian juga dari teman teman gerakan sosial apabila nantinya dapat benar benar memperjuangkan melalui jalur legislatif. CAEJ juga berharap diskusi ini akan mereka lanjut secara bergiliran memberikan wadah kepada aktivis gerakan sosial guna menciptakan keadilan Agraria dan Lingkungan di Sumatera Barat.

(AZS-NVD/Ags)