Agraris.id, Kalimantan Barat – Ikatan BEM Pertanian Indonesia telah mengadakan Bina Desa Nasional di Desa Kunyai, Dusun Rajang Begantung 2, Kec. Sui Tebelian Kab. Sintang, Pada Hari Senin-Minggu, 10-16 Juli 2023.
Pada kegiatan itu dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) antara mahasiswa, Ketua Kompas, kaum milenial desa tsb dan Petani Inspiratif Sintang, pak Adrianus Limbai. Hasil diskusi yang didapatkan yaitu berdasarkan rentang umur, didesa tersebut merupakan gabungan dari usia produktif dan kalangan tua, sehingga pekerjaan yang banyak digeluti adalah bertani dan berkebun. Perkebunan yang lazim dikerjakan oleh warga desa Kunyai adalah perkebunan pohon karet dan kelapa sawit. Adapun permasalahan yang dihadapi oleh warga desa ialah pohon karet yang kerap kali mengalami gugur daun sehingga mempengaruhi produktivitas yang maksimal bagi hasil karet yang dihasilkan dan dapat menurunkan tingkat penghasilan yang didapatkan oleh warga desa.
Solusi bagi permasalahan kebun pohon karet yang dihadapi oleh warga desa, yaitu dengan penambahan NPK, Nitrogen, pupuk EM4 yang diberikan secara rutin agar mendapatkan hasil yang maksimal dari kebun karet, sistem pertanian tumpang sari pun dapat dilakukan untuk perkebunan karet yang dilakukan, misal pada pohon karet yang didekatnya ditanami juga dengan tebu.
Dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab Sintang pun turut memberikan dampak positif dan sangat banyak, dengan membantu dalam kegiatan sosialisasi mengenai sistem pertanian terpadu kepada warga desa dan pelatihan pembuatan pupuk kompos memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit dan sisa-sisa sayuran/buah yang busuk (tidak layak makan). Sehingga dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab Sintang, ingin memberikan edukasi sistem “zero waste” bagi sistem pertanian diwarga desa Kunyai.
Kegiatan Bina Desa Nasional merupakan tolak ukur dan jalan pembuka bagi peningkatan sistem pertanian bagi Desa Kunyai, serta memberikan edukasi singkat bagi kaum milenial dan dapat menghadirkan forum diskusi yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan pertanian yang dihadapi oleh warga desa Kunyai.
Adapun hasil-hasil pertanian selain dari kebun karet, warga desa menanam sebagian tanaman holtikultura seperti, cabai, sawi, buncis dalam jumlah kecil, namun masih menggunakan pupuk pestisida yang kurang ramah bagi lingkungan, dengan adanya pendekatan melalui sosialisasi sistem pertanian terpadu dan edukasi pelatihan pembuatan pupuk kompos secara langsung, maka diharapkan warga desa dapat menerapkan dan mengganti pupuk pestisida ke pupuk kompos yang lebih ramah lingkungan.
(PR/Ags/Nvd)
Related posts
Kategori
- Headline (141)
- Info Agraris (107)
- Litbang (1)
- Tani Muda (2)
- Uncategorized (8)