Wereng batang coklat sebagai hama utama tanaman padi yang menyebabkan kerusakan hingga petani gagal panen. Biasanya telur diletakkan di dalam jaringan pelepah daun sebagian juga di helaian daun. Bentuk telur lonjong & transparan yang diletakkan dalam kelompok telur, yang terdiri dari 2 – 10 kelompok telur untuk setiap betina. Telur menetas 6-9 hari setelah diletakkan. Nimfa terdiri dari 5 instar dengan periode setiap instar 2 – 4 hari, lama hidup nimfa berlangsung 12-18 hari. Perubahan warna terjadi pada setiap perkembangan instar. Imago atau serangga dewasa hidup antara 8 -10 hari dengan tipe serangga dewasa yaitu serangga bersayap sempurna (Makroptera) dan imago dengan tipe saya pendek (Brakhiptera). Imago dan nimfa biasanya berada di bagian bawah tanaman (pelepah daun).

Gejala serangan dimulai saat nimfa dan imago berada pada bagian bawah tanaman padi dan menghisap cairan dari batang anakan, Tanaman yang terserang bisa mengering, biasa disebut “hopper burn” dengan pola membulat (circular). Di persemaian keberadaan hama wereng batang coklat bisa menyebakan bibit tanaman layu dalam 2 hari,kemudian kekuningan dan menyebabkan daun kering. Serangan lanjut hama wereng coklat dapat menyebakan pembentukan anakan terhambat, tanaman yang terserang layu dan kering kemudian menyebakan tanaman mati.

Pengendalian yang bisa digunakan adalah teknik budidaya yang sehat dan benar dengan pemberian pupuk yang pas dan semibang. Konsep pengendalian hama berdasarkan prinsip pengelolaan lingkungan mendorong penggunaan musuh alami sebagai komponen utama dalam budidaya tanaman. Salah satu predator WBC adalah laba-laba. Laba-laba dapat memangsa WBC hingga 15-20 imago WBC per hari Melakukan monitoring rutin, cara bercocok tanam dengan mengatut jarak tanam, cara alternatif terakhir yaitu pengendalian secara kimia dengan penggunaan insektisida jenis neonicotinoid yang dianjurkan karena terbukti sangat manjur menekan dan mengendalikan populasi wereng coklat.

(Agr/avr)