Penulis: Mega Pancarani, Mahasiswa Faklutas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau

Sumpah pemuda telah tercanangkan.
28 Oktober 1928 adalah harinya.
Dimana semua unsur negeri menjadi satu.
Satu kesatuan, bangsa Indonesia.
Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa.
Ya…Indonesia.

Disitulah bahasa Melayu berubah nama.
Menjadi bahasa Indonesia yang kita ketahui sat ini.
Bahasa Indonesia seiring waktu makin berkembang.
Menjadi bahasa nan mandiri, mulailah terpisah.
Namun akar tetaplah sama dengan serumpun.
Hanya nama dan sejarah yang memisahkan.

Namun dibalik kerudung banggaku
Aku masih menyimpan segenggam duka
Semakin berkembang bahasa persatuanku
Namun semakin hancurlah dia….
Serbuan-serbuan kosakata dari bahasa adikuasa
Makin mencabik-cabik bahasaku
Makin kacau balau bahasaku
Jangan sampailah bahasaku hilang.

Jaman memang tak bisa dihalang
Masih malukah kita dengan bahasa kita sendiri?
Kapankah kita menganggap bahasa Indonesia sebagai kebanggan?
Itu yang patut dipertanyakan pada setiap anak bangsa
Anak bangsa yang merasa dirinya bangsa Indonesia….

Mana semangat sumpah pemuda itu kawan?
Apakah hanya sebagai pemanis bibir belaka?
Bahasa menunjukkan bangsa
Banggalah kita dengan bahasa kita
Bahasa pemersatu ratusan suku di tanah air tercinta
Bahasa Indonesia.