Konsumsi masyarakat terdahap tanama hortikultura terutama sayur-sayur dan buah-buahan sangat tinggi. Oleh karena itu, banyak petani juga yang budiaya tanaman hortikultura, terutama petani dataran tinggi. Petani tanaman hortikultura biasanya lebih banyak pengeluaran daripada tanamn pangan seperti padi karena tanaman hortikultura memelukan perawatan yang lebih intensif.

Proses perawatan tanaman hortikulrtura yang memerlukan biaya tinggi belum tentu memberikan hasil yang tinggi. Proses pemanenan tanaman hortikulrtura hingga dikonsumsi terdapa banyak bagian yang tebuang sia-sia. Bayakgna saja padasaat panen banyak bagian sayur-sayuran yang disorir lalu dibuang begitu saja. Saat dipasar banyak jugs ysng tidak dibeli konsumen karena tidak segar lagi. Banyaknya bagian tanaman yang terbung ini seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik, salah satunya menjadikan ekoenzim. Ekoenzim merupakan hasil fermentasi limbah organik yang menggunakan mikroorganimse. Ekoenzim inimemiliki banyak manfaat, diantaranya: pupuk alami, pestisida alami, filter air, filter udara. Manfaat yang banyak ini menjadikan ekoenzim seharusnya berkembang pesat di masyarakat.

Pembuatan ekoenzim tidaklah sudah kerena bahan dan alat yang diperlukan bia didapatkanoleh masyarakat umum. Bahan  untuk membuat ekoenzim diantaranya: gula merah 1 kg, limbah dapur seperti sayur atau kulit buah sebanyak 3 kg, air sebanyak 10 lier. Alat yang dibutukan dalam pembuatan ekoenzim adalah  wadah yang kedapt udara seperti kaleng cat 25 kg, pengaduk.

Cara membuat ekoenzim diawali dengan memperkcil ukuran limbah organik agar mudah dalam fermentai. Tahap kedua adalah melarutkan gula merah 1 kg dengan air 10 liter dalam wadah. Setelah larut masukkan limbah dapur ke dalam larutan, kemudian aduk menggunakan tongkat.  Setelah diaduk, tutup wadah dan diletakan pada tempat tidak terkena sinar matahari. Lakukan pengadukan seminggu sekali selama 3 bulan. Setelah 3 bulan baru bisa digunakan.