Opini oleh : Nazwa Shakila (Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

Saat ini banyak dari generasi muda cenderung tidak tertarik dengan mata pencaharian petani karena dianggap sebagai pekerjaan yang tidak terlalu menguntungkan di era saat ini. Hal ini lah yang mengakibatkan berkurangnya jumlah petani muda, yang di mana seharusnya bisa membawakan inovasi-inovasi baru dalam sektor pertanian. Menurut hasil pencacahan sensus pertanian 2023 jumlah petani milenial yang berumur 19-39 tahun di Provinsi Banten adalah sebanyak 46.561 orang atau sekitar 7,64 persen dari petani di Provinsi Banten. Jumlah ini menunjukkan bahwa minat generasi muda di Provinsi Banten untuk menjadi petani masih sangat sedikit.

Penurunan minat petani muda di Provinsi Banten diakibatkan oleh berbagai faktor di antaranya adalah alih fungsi lahan pertanian menjadi Kawasan permukiman, pabrik, dan industri. Kemudian, kerusakan pada ekosistem air dan pengaruh dari perubahan lingkungan, minimnya infrastruktur pertanian, konflik antara masyarakat dengan perusahaan dalam perebutan sumber daya air. Selain itu, rendahnya pendapatan petani akibat dari biaya produksi pertanian yang mahal serta ketidakpastian harga jual berdampak pada penurunan minat dari generasi muda untuk menjadi petani.

Tannpa adanya regenerasi dari para petani muda, sektor pertanian akan mengalami kekurangan jumlah tenaga kerja produktif di masa depan karena banyak petani yang sudah berusia lanjut yang tidak bisa lagi menjadi tenaga kerja produktif. Selan itu, kurangnya petani muda akan menghambat inovasi-inovasi teknologi di bidang pertanian. Hal ini tentunya akan berakibat pada penurunan hasil pertanian dan beresiko terhadap ketahanan pangan lokal di Provinsi Banten. Selain itu, penurunan hasil pertanian akan berdampak pada ketergantungan pada impor pangan dari luar negeri dan dapat berakibat pada pengurangan lapangan pekerjaan
serta memperburuk perekonomian negara.

Untuk itu, pemerintah perlu menyelesaikan permasalahan tersebut melalui kebijakan
yang mendukung petani-petani muda untuk berpeluang serta berpotensi mendatangkan
keuntungan dalam sektor pertanian. Dukungan tersebut dapat dilakukan melalui penyuluhan,
pelatihan keterampilan teknologi pertanian, subsidi pupuk dan bibit, serta kemudahan akses
pembiayaan dalam pertanian. Selain itu, pemerintah dapat melakukan kerja sama dengan pihak
swasta agar memudahkan dalam aspek pembiayaan sehingga bantuan tersebut dapat
dilaksanakan secara masif. Melalui dukungan-dukungan tersebut diharapkan akan hadir
regenerasi petani-petani muda yang dapat memperkuat ketahanan pangan lokal Banten di masa
depan.

Editor-Ags