Agraris.id, Padang – Banjir yang melanda Kota Padang pada tanggal 7 Maret minggu lalu telah mengakibatkan kerugian dimana mana, salah satu sasarannya adalah lahan pertanian masyarakat. Dinas Pertanian Kota Padang mencatat sebanyak 7,25 hektare sawah di Padang gagal panen berdasarkan informasi dari tiga Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Padang.

“7,25 hektare sawah yang terdampak banjir kemarin dan mengakibatkan gagal panen,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Yoice Yuliani dilansir laman Facebook Diskominfo Padang, Senin (18/3/2024).

Tiga BPP merincikan titik-titik banjir yang melanda sawah warga. Sawah paling luas terdampar banjir berada di Kecamatan Koto Tangah sebanyak 2 hektare sawah milik warga urung panen. Kemudian di Kecamatan Lubuk Begalung seluas 1,75 hektare, Kecamatan Pauh 1,25 hektare, Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 1,25 hektare, Kecamatan Kuranji seluas 0,75 hektare, dan Kecamatan Lubuk Kilangan seluas 0,25 hektare.

“Sawah di enam kecamatan itu gagal panen,” ungkap Yoice.

Ia menambahkan, untuk kerugian yang ditimbulkan akibat gagal panen tersebut ditaksir mencapai Rp65.975.000. Selain padi, bencana banjir juga berdampak terhadap lahan pertanian lainnya seperti terong, semangka dan cabai.

Kadis Pertanian, Yoice mengimbau kepada petani yang terdampak banjir untuk tanam padi selanjutnya menjadi peserta Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP). Melalui asuransi ini, petani hanya membayar Rp36.000/ha permusim tanam.

“Petani yang ikut asuransi, apabila terjadi banjir, kekeringan, maupun serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), akan bisa mengklaim asuransinya Rp6 juta perhektare permusim tanam,” tambahnya.

Ags-Azs